FAUNA DAN FLORA ENDEMIK JAWABARAT



1. Fauna Endemik Jawa Barat

Indonesia memang merupakan bangsa yang besar dan ini telah diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Tak terkecuali dalam hal keanekaragaman hayati yang melimpah. Indonesia tercatat menduduki peringkat pertama dunia perihal jenis hewan mamalia dengan jumlah mencapai 515 jenis, 125 jenisnya merupakan hewan endemik yakni hewan yang tidak ditemukan di daerah lain. Peringkat kedua diduduki oleh kupu-kupu dengan jumlah mencapai 151 jenis. Sedangkan reptil berada di peringkat ketiga dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 600 jenis. Jenis burung menduduki peringkat keempat dengan jumlah mencapai 1519 jenis, 420 jenis di antaranya merupakan hewan endemik. Terakhir, amphibi berada di peringkat ke lima yang meliputi hingga 270 jenis.

Jawa Barat sendiri memiliki beberapa hewan endemik yang tidak ditemui di wilayah lain (beberapa hewan masih bisa ditemui di daerah jawa lainnya), yakni Macan Tutul, Owa Jawa, Surili, Elang Jawa, Burung Cerek Jawa, Kancil Jawa, Kodok Darah, Kukang Jawa, Kucing Bakau, dan Lutung Jawa.


Macan Tutul (Panthera pardus)

 Pada tahun 2005, Macan Tutul telah ditetapkan sebagai hewan khas Jawa Barat menggantikan posisi Badak Jawa. Apabila melihat dari sisi historisnya, Macan Tutul ini sejak dulu telah dijadikan ikon kegagahan Kerajaan Padjajaran. Masyarakat Sunda percaya bahwa macan tutul merupakan penjelmaan dari leluhurnya. Macan Tutul Jawa umumnya berukuran paling kecil bila dibandingkan dengan macan tutul lainnya. Namun mereka terkenal dengan sifatnya yang sangat cerdik, tangguh memanjat pohon, dan memiliki pendengaran dan penglihatan yang kuat. Hal inilah yang membuat Jawa Barat menggunakan hewan ini sebagai perlambang kekuatan, kecerdikan, kegagahan, dan keindahan.
Satwa ini termasuk satwa yang dilindungi dan masuk dalam kategori “genting” yakni golongan satwa yang keberadaannya hampir punah dan satu-satunya kucing besar yang tersisa di Pulau Jawa. Daerah populasinya bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Pangrango. Mereka memiliki dua variasi warna, yakni macan tutul yang berwarna terang dan macan yang berwarna gelap (macan kumbang).

Owa Jawa

Secara morfologi, Owa Jawa dipenuhi dengan rambut berwarna abu-abu keperakan, tidak memiliki ekor, berpostur tubuh tegak, dan mempunyai tangan panjang yang berguna untuk menunjang pergerakannya di pohon. Panjang tubuh individu jantan dan betina bisa berkisar 570 – 880 mm dengan berat tubuh sekitar 4-8 kg.

Owa Jawa termasuk binatang yang dilindungi sejak tahun 1931. Sekarang populasinya terus menyusut hingga ada sekitar 2.000 – 4.000 ekor saja. Penyusutan habitat ini biasanya akibat ulah manusia yang suka melakukan perburuan. Mulanya keberadaan owa ini tersebar di seluruh penjuru Pulau Jawa, namun karena perubahan kondisi habitatnya kini populasinya hanya bisa ditemukan di Jawa Barat, dan sebagian kecil Jawa Tengah. Owa Jawa umumnya memakan buah, biji, bunga, dan daun muda. Namun tidak menutup kemungkinan mereka juga memakan ulat pohon, rayap, madu, dan beberapa jenis serangga lainnya.



Surili (Presbytis comata)

Surili merupakan hewan sejenis primata yang memiliki bagian punggung berwarna hitam atau coklat keabuan, disertai dengan jambul yang berwarna hitam. Namun tubuh bagian depannya dipenuhi dengan warna putih. Sedangkan warna muka dan telingannya berwarna hitam kemerahan. Panjang tubuh bisa mencapai 600 mm dengan berat sekitar 6 kg.

Surili bisa ditemukan di kawasan hujan tropis dan hutan pegunungan. Hewan ini hanya ada di wilayah Jawa Barat dan Banten, tepatnya di kawasan hutan konservasi dan hutan lindung. Surili biasa memakan daun muda atau kuncup daun, namun bisa juga memakan serangga, jamur, dan tanah. Fauna ini lebih senang hidup berkelompok dengan jumlah 7 – 12 individu. Setiap kelompok biasanya terdiri dari satu jantan dengan satu atau lebih betina.



Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

Apabila melihat pada lambang negara Indonesia yakni burung Garuda, maka hewan yang dapat merefleksikannya adalah Elang Jawa. Namun keberadaannya kini terancam punah lantaran banyak perburuan liar yang dilakukan oleh manusia. Biasanya hewan ini diperdagangkan di pasar gelap untuk dijadikan hewan piaraan. Sehingga diperkirakan populasinya kini hanya tinggal 600 ekor.

Habitat Elang Jawa biasanya dapat ditemui di wilayah hutan primer dan daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Di Jawa Barat, Elang Jawa dapat dijumpai di Gunung Pancar, Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, Gunung Papadayan, Gunung Patuha, dan Gunung Halimun.

Secara morfologi, Elang Jawa memiliki jambul menonjol sebanyak 2-4 helai dengan panjang mencapai 12 cm. Panjang tubuh hewan ini bisa mencapai 60-70 cm, berbulu coklat gelap pada punggung dan sayap. Sedangkan ekornya bergaris-garis hitam. Elang Jawa ini memiliki sorot dan penglihatannya sangat tajam, berparuh kokoh, kepakan sayapnya kuat, berdaya jelajah tinggi, dan bila berdiri sosoknya akan terlihat gagah dan berwibawa.



Burung Cerek Jawa (Charadrius javanicus)

Burung yang memiliki warna dominan coklat dan putih ini berukuran sangat mungil yakni hanya sekitar 15 cm saja. Burung ini sudah jarang ditemui dan termasuk dalam fauna yang dilindungi. Uniknya, sarang-sarang yang mereka buat berada di tanah dengan dibentuk cekungan untuk menaruh telur-telurnya. Biasanya mereka hanya bertelur 1-3 telur saja. Habitat Cerek Jawa ini bisa ditemui di daerah sekitar tambak, pantai pasir, padang rumput berpasir dekat pantai, maupun di sungai.





Kancil Jawa (Tragulus javanicus)

Kancil merupakan hewan sebangsa rusa dari genus Tragulus yang memiliki tubuh kecil. Biasanya tubuh bagian atasnya berwarna coklat kemerahan, dan tengkuk bagian tengah berwarna lebih gelap dibanding bagian tubih lainnya. Ciri dari kancil jantan yakni tidak memiliki tanduk tetapi dibekalo gigi taring yang memanjang keluar dari mulutnya.

Kanci biasanya hidup di hutan primer dan sekunder yang cukup lebat atau tanah kering di dataran rendah atau kaki bukit yang tidak jauh dari sungai. Umumnya, kancil dapat ditemui di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Mereka termasuk dalam kelompok herbivora yang memakan rumput, daun-daunan, kecambah, buah-buahan, ubi, dan lain-lain.



Kodok Darah (Leptophryne cruentata)

Secara morfologi, kodok darah atau yang lebih dikenal dengan kodok merah ini memiliki warna kulit hitam yang dipenuhi dengan bintik-bintik berwarna merah darah. Ukurannya kecil dan ramping. Biasanya hidup di daerah dekat air yang mengalir deras di daerah ketinggian antara 1.000 – 2.000 meter dpl. Kodok jenis ini tergolong hewan endemik Indonesia dan hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Gede-Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Hewan ini termasuk hewan yang terancam punah, bahkan statusnya ditetapkan menjadi “kritis” dimana diartikan sebagai hewan yang terancam punah tertinggi sebelum status “punah”. Mungkin kedengarannya sepele bila hewan yang dilindungi adalah hanya seekor kodok, namun ternyata keberadaan kodok ini sangatlah berpengaruh terhadap perubahan lingkungan.





2. Flora Endemik Jawa Barat


Selain keanekaragaman fauna yang kaya, Indonesia pun terkenal dengan kekayaan aneka flora yang melimpah. Semua suku utama tumbuhan yang hidup di bumi dapat ditemukan di Indonesia. Indonesia setidaknya memiliki sekitar 38.000 jenis tumbuhan, 3.000 jenis lumut, 4.000 jenis paku, dan 20.000 jenis tumbuhan biji. Dari sekian ribu jenis tumbuhan tersebut, hanya sekitar 10% saja yang baru didayagunakan. Sedangkan sisanya belum digali dan dikembangkan secara optimal.

Di Jawa Barat hidup beberapa tumbuhan endemik yang menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, antara lain Gandaria, Anggrek Bulan, Kepuh, Bunga Rhododendron, Sawo Kecik, dan Rafflesia Patma.

Gandaria (Bouea macrophylla)

Buah Gandaria terpilih sebagai buah yang menjadi identitas kebanggaan warga Jawa Barat, berdampingan dengan Macan Tutul yang menjadi fauna identitas Jawa Barat. Secara fisik, tinggi pohon Gandaria bisa mencapai 27 meter. Daunnya sendiri berbentuk bulat telur dengan ujung yang meruncing. Biasanya dapat dijumpai di daerah beriklim tropis yang basah. Secara alami, Gandaria ini tumbuh di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 300 meter dpl. Namun, pada tanaman yang dibudidayakan, Gandaria mampu tumbuh dengan baik hingga ketinggia 850 meter dpl.

Seluruh bagian dari tumbuhan Gandaria dapat dimanfaatkan dengan baik. Buahnya yang masih muda dapat dikonsumsi sebagai campuran rujak maupun sambal, sedangkan untuk buah yang sudah matang dapat dikonsumsi langsung. Daunnya sering digunakan sebagai peranti lalapan. Dan, batangnya dapat dimanfaatkan sebagai papan atau bahan bangunan.



Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)

Satu – satunya bunga yang dijuluki sebagai Puspa Pesona Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.4 Tahun 1993 adalah Anggrek Bulan. Anggrek Bulan merupakan salah satu anggota genus Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda Dr. C.L. Blume. Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis (spesies) dengan sekitar 140 varietas dimana 60 varietas diantaranya terdapat di Indonesia. Anggrek yang satu ini memiliki ciri khas berupa kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Namun kini muncul anggrek bulan hibrida yang merupakan anggrek persilangan sehingga dapat menghasilkan warna yang lebih beraneka ragam.



Kepuh (Sterculia foetida)

Kepuh merupakan sejenis pohon tahunan yang berukuran besar dan tinggi dengan daun menjari. Secara fisik, tinggi pohon Kepuh bisa mencapai 40 meter dengan diameter batang bagian bawah sekitar 3 meter. Buah Kepuh berbentuk agak lonjoong dan besar hingga berukuran 7-9 cm dengan lebar sekitar 5 cm. Kulit buah tebal dan keras dengan warna merah kehitaman. Bentuk buahnya yang aneh seringkali masyarakat menyebutnya sebagai buah genderuwo. Disinyalir pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan biofuel. Biasanya Kepuh ini banyak ditemukan di beberapa tempat yang dianggap keramat, seperti kuburan.

Kepuh banyak terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl, terutama di daerah kering. Walaupun sering dianggap menyeramkan, namun Kepuh ini menyimpan sejuta manfaat, salah satunya untuk pengobatan. Hampir semua bagian tanaman dari kulit, batang, daun, buah, dan bijinya dapat digunakan sebagai campuran jamu. Penyakit yang bisa disembuhkan antara lain rematik, diuretic, dan diaphoretic.



Bunga Rhododendron


Rhododendron merupakan salah satu genus tanaman berbunga dengan jumlah spesies mencapai 800-an jenis, baik alami maupun hibrida. Indonesia pun memiliki beberapa spesies yang merupakan asli endemik. Pohon Rhododendron ini berbentuk semak dengan tinggi rata-rata di bawah satu meter. Daunnya kecil berwarna hijau. Semua jenis Rhododendron ini hanya mampu hidup di daerah yang beriklim sejuk, seperti di puncak gunung yang memiliki ketinggian di atas 1.000 meter dpl. Namun memang bisa dibudidayakan di dataran rendah, tetapi tentu bunga yang dihasilkan akan kalah menarik dengan bunga yang hidup di iklim sebenarnya.



Sawo Kecik (Manilkara kauki)

Sawo Kecik atau Sawo Jawa memiliki ukuran pohon sedang dengan tinggi bisa mencapai 25 meter, sedangkan diameter batangnya mampu mencapai 100 cm. Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Buahnya berbentuk bulat telur berukuran kecil dengan panjang sekitar 3 cm. Sawo kecik yang matang berasa manis namun terkadang agak sedikit sepat.

Keberadaan Sawo Kecik kini mulai sulit untuk ditemukan di Indonesia. Padahal manfaat yang terkandung dalam Sawo Kecik ini sungguh luar biasa yakni batangnya yang kuat dan keras sehingga sangat baik untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan, namun juga bisa diberdayakan untuk dijadikan bahan-bahan seni, seperti patung, ukiran, maupun alat-alat musik.



Rafflesia Patma

Mungkin bila mendengar nama bunga ini akan teringat pada Rafflesia arnoldi. Namun mereka berdua memiliki ciri fisik yang agak berbeda walaupun masih berkerabat dekat, satu genus. Rafflesia patma merupakan satu di antara 15 jenis Rafflesia yang terdapat di Indonesia. Tumbuhan ini memiliki ukuran bunga yang berdiameter antara 25-30 cm. Bunganya mempunyai lima kelopak berwarna jingga muda agak pucat, adapula duri-duri pada diktusnya.

Sumber: http://www.bplhdjabar.go.id, http://id.wikipedia.org/wiki, http://alamendah.wordpress.com
photo : alamendah.wordpress.com



4 komentar:

  1. semoga nanti bisa lebih lengkap lagi .. :) (y)

    BalasHapus
  2. Agenpoker.biz merupakan solusi judi poker online terbaik dalam permainan poker. Segera daftarkan diri anda dan dapatkan Bonus Depo Awal Member Baru dan juga Bonus Pulsa hanya di AGENPOKER.BIZ , Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !!!!

    BalasHapus
  3. Pesugihan mana ada yang gak musyrik😅

    BalasHapus